Persamaan Reaksi dan Cara Menyetarakan Reaksi Kimia

Persamaan Reaksi dan Menyetarakan Reaksi Kimia

Persamaan reaksi kimia adalah representasi tertulis dari suatu reaksi kimia menggunakan simbol-simbol kimia dan formula molekul. Persamaan ini menunjukkan reagen/pereaksi (zat-zat awal) yang terlibat dalam reaksi, serta produk-produk (zat-zat hasil) yang dihasilkan setelah reaksi berlangsung. Dalam persamaan reaksi kimia, reagen/pereaksi umumnya ditulis di sebelah kiri tanda panah (→), sedangkan produk ditulis di sebelah kanan.

 

Contoh sederhana persamaan reaksi kimia adalah reaksi pembentukan air melalui reaksi hidrogen (H2) dengan oksigen (O2):

 

2H2 + O2 → 2H2O

 

Dalam contoh ini, persamaan menunjukkan bahwa 2 molekul hidrogen bereaksi dengan 1 molekul oksigen untuk membentuk 2 molekul air.

 

Persamaan reaksi kimia perlu mematuhi hukum kekekalan massa, yaitu jumlah massa reagen harus sama dengan jumlah massa produk. Artinya, jumlah atom dari setiap unsur di sebelah kiri persamaan harus sama dengan jumlah atom unsur yang sama di sebelah kanan persamaan.

 

Selain itu, koefisien stoikiometri digunakan dalam persamaan reaksi untuk menyeimbangkan jumlah atom dari setiap unsur. Koefisien ini merupakan angka yang ditempatkan di depan zat kimia untuk memastikan bahwa jumlah atom dari setiap unsur sebelum dan setelah reaksi seimbang.

 

Sebagai contoh, reaksi pembakaran metana (CH4) dalam oksigen (O2) untuk membentuk karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) dapat ditulis dalam persamaan:

 

CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O

 

Di sini, koefisien 2 di depan molekul oksigen dan air ditempatkan agar jumlah atom hidrogen dan oksigen seimbang di kedua sisi persamaan.

 

A.  Bagian-Bagian Dari Persamaan Reaksi Kimia:

 

1.    Reagen: Bagian reagen/pereaksi dalam persamaan reaksi adalah zat-zat awal yang terlibat dalam reaksi. Reagen ini ditempatkan di sebelah kiri tanda panah (→). Contohnya dalam reaksi:

 

   CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O

 

   Di sini, CH4 (metana) dan 2O2 (oksigen) adalah reagen-reagen.

 

2.    Tanda Panah (→):Tanda panah digunakan untuk memisahkan antara reagen di sebelah kiri dengan produk di sebelah kanan. Ini menunjukkan arah reaksi, yaitu bahwa reagen mengalami transformasi menjadi produk.

 

3.    Produk: Bagian produk dalam persamaan reaksi adalah zat-zat yang dihasilkan setelah reaksi berlangsung. Produk ini ditempatkan di sebelah kanan tanda panah. Contohnya dalam reaksi:

 

   CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O

 

   Di sini, CO2 (karbon dioksida) dan 2H2O (air) adalah produk-produk.

 

4.    Koefisien Stoikiometri: Koefisien ini merupakan angka yang ditempatkan di depan reagen dan produk untuk menyeimbangkan jumlah atom dari setiap unsur di kedua sisi persamaan. Koefisien ini menunjukkan berapa banyak molekul atau seberapa banyak dari masing-masing zat yang terlibat dalam reaksi. Dalam reaksi:

 

   CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O

 

Koefisien 1 di depan CH4, koefisien 2 di depan O2, koefisien 1 di depan CO2, dan koefisien 2 di depan H2O menunjukkan bahwa 1 molekul metana bereaksi dengan 2 molekul oksigen untuk menghasilkan 1 molekul karbon dioksida dan 2 molekul air.

 

5.    Koefisien Seimbang: Persamaan reaksi kimia harus memiliki koefisien yang seimbang sehingga jumlah atom dari setiap unsur di kedua sisi persamaan sama. Proses menyesuaikan koefisien ini disebut penyeimbangan persamaan reaksi. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa hukum kekekalan massa dijaga dan bahwa jumlah atom setiap unsur tetap konsisten.

 

Jadi, dalam persamaan reaksi kimia, Anda akan melihat bagian reagen, tanda panah, produk, dan koefisien stoikiometri yang bekerja bersama-sama untuk menggambarkan reaksi kimia secara lengkap dan akurat.

 

B.  Menyetarakan Persamaan Reaksi

Menyetarakan persamaan reaksi kimia adalah proses untuk menentukan koefisien stoikiometri yang tepat sehingga jumlah atom dari setiap unsur di sebelah kiri persamaan sama dengan jumlah atom unsur yang sama di sebelah kanan persamaan.

Berikut adalah langkah-langkah umum untuk menyetarakan persamaan reaksi:

 

 

Setelah Anda menyetarakan persamaan reaksi kimia, pastikan untuk memverifikasi kembali apakah persamaan tersebut mematuhi hukum kekekalan massa dan apakah semua jumlah atom unsur sudah seimbang. Proses ini mungkin memerlukan beberapa percobaan dan penyesuaian hingga persamaan benar-benar seimbang.

C.  Metode Menyetarakan Pesamaan Reaksi

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyetarakan persamaan reaksi kimia. Salah satu metode yang umum digunakan adalah metode perubahan koefisien. Selain itu, ada juga metode matriks dan metode bilangan oksidasi yang lebih kompleks. Di bawah ini, saya akan menjelaskan dua metode: metode perubahan koefisien dan metode matriks.

 

1. Metode Perubahan Koefisien (Langsung):

Ini adalah metode yang dijelaskan sebelumnya, di mana Anda mengidentifikasi unsur-unsur yang tidak seimbang di kedua sisi persamaan, menambahkan koefisien pada reagen dan produk untuk menyamakan jumlah atom, dan mengulangi proses ini sampai persamaan seimbang. Langkah-langkah yang saya berikan dalam contoh sebelumnya mengikuti metode ini.

Berikut adalah contoh langkah-langkah untuk menyetarakan persamaan reaksi kimia. Mari kita lihat reaksi pembakaran etana (C2H6) dalam udara (O2) untuk membentuk karbon dioksida (CO2) dan air (H2O):

 

Reaksi awal yang belum seimbang:

C2H6 + O2 → CO2 + H2O

 

Langkah 1: Identifikasi reagen dan produk.

Reagen: C2H6 (etana) dan O2 (oksigen)

Produk: CO2 (karbon dioksida) dan H2O (air)

 

Langkah 2: Hitung jumlah atom.

C2H6: 2 atom karbon, 6 atom hidrogen

O2: 2 atom oksigen

CO2: 1 atom karbon, 2 atom oksigen

H2O: 2 atom hidrogen, 1 atom oksigen

 

Langkah 3: Tentukan unsur yang tidak seimbang.

Karbon dan hidrogen belum seimbang di kedua sisi reaksi.

 

Langkah 4: Mulai dengan koefisien 1.

C2H6 + O2 → CO2 + H2O

 

Langkah 5: Menyamakan atom dengan menambah koefisien.

Karbon (C): Tambahkan koefisien 2 di depan CO2.

Hidrogen (H): Tambahkan koefisien 3 di depan H2O.

 

2C2H6 + O2 → 2CO2 + 3H2O

 

Langkah 6: Hitung ulang jumlah atom.

C2H6: 4 atom karbon, 12 atom hidrogen

O2: 2 atom oksigen

CO2: 2 atom karbon, 4 atom oksigen

H2O: 6 atom hidrogen, 3 atom oksigen

 

Langkah 7: Ulangi langkah 5 dan 6 jika perlu.

Karbon sudah seimbang, tetapi oksigen belum seimbang.

 

Tambahkan koefisien 5 di depan O2 untuk menyamakan oksigen.

 

2C2H6 + 5O2 → 4CO2 + 6H2O

 

Langkah 8: Verifikasi keseluruhan persamaan.

Pastikan semua unsur sudah seimbang dan jumlah atom tetap konsisten di kedua sisi persamaan.

 

Langkah 9: Periksa koefisien dan fraksi sederhana.

Koefisien sudah dalam bentuk terkecil yang memungkinkan.

 

Langkah 10: Periksa kembali semua jumlah atom.

Semua jumlah atom unsur sudah seimbang di kedua sisi persamaan.

 

Jadi, persamaan reaksi yang seimbang adalah:

2C2H6 + 5O2 → 4CO2 + 6H2O

 

Dalam persamaan ini, jumlah atom karbon, hidrogen, dan oksigen sudah seimbang di kedua sisi persamaan, dan hukum kekekalan massa terpenuhi.

 

2. Metode Matriks:

Metode matriks adalah pendekatan matematika yang digunakan untuk menyelesaikan persamaan reaksi kimia. Ini adalah metode yang lebih sistematis dan berguna untuk persamaan yang lebih kompleks. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

Mari kita gunakan contoh yang sama seperti sebelumnya: reaksi pembakaran etana (C2H6) dalam udara (O2) untuk membentuk karbon dioksida (CO2) dan air (H2O).

Persamaan awal yang belum seimbang:

C2H6 + O2 → CO2 + H2O

Langkah 1: Identifikasi unsur-unsur yang terlibat dalam reaksi dan catat jumlah atom dari masing-masing unsur.:

C: 2 atom karbon

H: 6 atom hidrogen

O: 2 atom oksigen

 

Langkah 2: Bentuk matriks dengan baris mewakili unsur-unsur dan kolom mewakili reagen(pereaksi) dan produk.(Bentuk matriks reaksi):

C2H6

O2

CO2

H2O

 

2

0

0

0

(jumlah atom C)

6

0

0

0

(jumlah atom H)

0

2

1

0

(jumlah atom O)

 

Langkah 3: Isi matriks dengan koefisien awal dari persamaan reaksi (Menambahkan kolom total atom untuk masing-masing unsur:)

C2H6

O2

CO2

H2O

Total Atom

2

0

0

0

2

6

0

0

0

6

0

2

1

0

3

 

Langkah 4: Gunakan operasi baris untuk menyamakan unsur yang belum seimbang. Pertama, kita fokus pada unsur karbon (C) dan hidrogen (H)./ Ubah matriks menjadi bentuk yang disebut sebagai "matriks reaksi," dengan jumlah atom di setiap unsur sebagai kolom terakhir.

 

- Kurangi baris 1 dari baris 2 untuk menyeimbangkan jumlah atom karbon:

C2H6

O2

CO2

H2O

Total Atom

2

0

0

0

2

0

0

0

0

4

0

2

1

0

3

```

- Bagi baris 2 dengan 2 untuk mendapatkan kembali jumlah atom hidrogen yang benar:

C2H6

O2

CO2

H2O

Total Atom

2

0

0

0

2

0

0

0

0

2

0

2

1

0

3

 

Langkah 5: Lanjutkan dengan unsur oksigen (O). Gunakan operasi baris pada matriks untuk menyamakan jumlah atom pada unsur yang belum seimbang.

 

- Kurangkan baris 3 dari baris 2 untuk menyeimbangkan jumlah atom oksigen:

C2H6

O2

CO2

H2O

Total Atom

2

0

0

0

2

0

0

0

0

2

0

2

1

0

1

 

Langkah 6: Setelah matriks seimbang, baca koefisien dari matriks untuk mendapatkan persamaan reaksi yang seimbang.

Matriks sekarang seimbang. Baca koefisien dari matriks untuk mendapatkan persamaan yang seimbang:

2C2H6 + 7O2 → 4CO2 + 6H2O

 

Dengan metode matriks, kita telah berhasil menyetarakan persamaan reaksi dengan langkah-langkah matematis yang sistematis. Metode ini lebih cocok untuk reaksi kimia yang lebih kompleks.dan melibatkan banyak unsur dan reagen. Namun, metode ini memerlukan pemahaman yang lebih mendalam tentang matematika dan manipulasi matriks.

 

3. Metode Bilangan Oksidasi:

Metode bilangan oksidasi melibatkan penentuan bilangan oksidasi (biloks) untuk setiap unsur dalam reaksi, baik sebelum maupun setelah reaksi. Bilangan oksidasi adalah suatu bilangan yang menunjukkan seberapa banyak atau sedikitnya suatu atom memberikan atau menerima elektron dalam suatu senyawa.

 

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

 

1.    Tentukan Bilangan Oksidasi Awal:Tetapkan bilangan oksidasi untuk setiap unsur di dalam reagen dan produk sebelum reaksi.

 

2.    Tentukan Perubahan Bilangan Oksidasi: Hitung perubahan bilangan oksidasi (biloks) untuk setiap unsur yang mengalami perubahan dalam reaksi. Perubahan ini harus seimbang antara reagen dan produk.

 

3.    Menyesuaikan Koefisien: Menyesuaikan koefisien reagen dan produk untuk menyeimbangkan perubahan bilangan oksidasi dan jumlah atom unsur.

 

4.    Periksa Keseimbangan Umum: Pastikan bahwa perubahan bilangan oksidasi dan jumlah atom unsur sudah seimbang di kedua sisi reaksi.

 

Contoh: Reaksi Antara Klorin dan Hidrogen Menjadi HCl:

Dalam reaksi antara klorin (Cl2) dan hidrogen (H2) untuk membentuk asam klorida (HCl), kita akan menggunakan metode bilangan oksidasi untuk menyetarakan persamaan reaksi.

 

Langkah 1: Tentukan bilangan oksidasi awal.

- Bilangan oksidasi Cl dalam Cl2: 0

- Bilangan oksidasi H dalam H2: 0

 

Langkah 2: Tentukan perubahan bilangan oksidasi.

- Bilangan oksidasi Cl dalam HCl: -1 (reduksi dari 0)

- Bilangan oksidasi H dalam HCl: +1 (oksidasi dari 0)

 

Perubahan bilangan oksidasi untuk klorin adalah -1, dan untuk hidrogen adalah +1. Namun, kita memerlukan perubahan bilangan oksidasi yang sama besar dan berlawanan tanda di kedua sisi reaksi.

 

Langkah 3: Menyesuaikan koefisien untuk menyeimbangkan perubahan bilangan oksidasi.

Dalam hal ini, kita hanya memerlukan satu molekul klorin (Cl2) dan dua molekul hidrogen (H2) untuk membentuk dua molekul asam klorida (2HCl).

 

Langkah 4: Periksa keseimbangan umum.

- Reagen: Cl2 + 2H2

- Produk: 2HCl

 

Dengan demikian, persamaan reaksi yang seimbang adalah:

Cl2 + H2 → 2HCl

Dalam contoh ini, metode bilangan oksidasi digunakan untuk menyetarakan reaksi klorin dengan hidrogen untuk membentuk asam klorida.

 

Penting diingat :

Ketika menyetarakan persamaan reaksi kimia, pilihlah metode yang paling nyaman bagi Anda berdasarkan kompleksitas reaksi dan pengetahuan Anda tentang matematika. Metode perubahan koefisien lebih umum digunakan karena lebih sederhana dan cocok untuk persamaan yang relatif sederhana. Metode matriks lebih cocok untuk persamaan yang lebih kompleks dan membutuhkan pemahaman matematika yang lebih dalam.

 

Previous
Next Post »