Memahami Struktur Atom

Memahami Struktur Atom

I. PERKEMBANGAN TEORI DAN MODEL ATOM


A. MODEL ATOM JOHN DALTON


Hukum kekekalan massa yang disampaikan oleh Lavoisier dan hukum perbandingan tetap yang dijelaskan oleh Proust mendasari John Dalton untuk mengemukakan teori dan model atomnya pada tahun 1803.

John Dalton menjelaskan dengan teori sebagai berikut :
  •  atom adalah bagian terkecil suatu unsur
  • atom tidak dapat diciptakan, dimusnahkan, terbagi lagi, atau diubah menjadi zat lain
  • atom-atom suatu unsur adalah same dalam segala hal, tetapi berbeda dengan atom-atom dari unsur lain
  • reaksi kimia merupakan proses penggabungan atau pemisahan atom dari unsur-unsur yang terlihat
Dan menggambarkan model atomnya sebagai bola pejal


                                                        Model atom John Dalton

Kelemahan teori atom Dalton: tidak dapat membedakan pengertian atom den molekul. Dan atom ternyata bukan partikel yang terkecil.

B. MODEL ATOM  J.J. THOMPSON


Joseph John Thompson merupakan penemu elektron. Thompson mencoba menjelaskan keberadaan elektron menggunakan teori dan model atomnya.
Menurut Thompson, Dengan teori Atomnya :
  • atom merupakan suatu bola bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron-elektron seperti kismis
  • umlah muatan positif sama dengan muatan negatif, sehingga atom bersifat netral
Model atom yang dikemukakan oleh Thompson sering disebut sebagai model roti kismis dengan roti sebagai atom yang bermuatan positif dan kismis sebagai elektron yang tersebar merata di seluruh bagian roti. Dan menggambarkan model atomnya

C. MODEL ATOM RUTHERFORD


Penelitian penembakan sinar alfa pada plat tipis emas membuat Rutherford dapat mengusulkan teori dan model atom untuk memperbaiki teori dan model atom Thompson.

Dengan teori atomnya :
  • atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dengan muatan positif yang massanya merupakan massa atom tersebut
  • elektron-elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti tersebut
  • banyaknya elektron dalam atom sama dengan banyaknya proton dalam inti dan ini sesuai dengan nomor atomnya
Rutherford berhasil menggambarkan atom yang bermuatan positif dan elektron berada diluar inti atom.


                                                             Model Atom Ernest Rutherford

Akan tetapi teori dan model atom yang dikemukakan oleh Rutherford juga masih mempunyai kelemahan yaitu teori ini tidak dapat menjelaskan fenomena kenapa elektron tidak dapat jatuh ke inti atom.

Padahal menurut fisika klasik, partikel termasuk elektron yang mengorbit pada lintasannya akan melepas energi dalam bentuk radiasi sehingga elektron akan mengorbit secara spiral dan akhirnya jatuh ke iti atom.

D. MODEL ATOM BOHR


Niels Bohr selanjutnya menyempurnakan model atom yang dikemukakan oeh Rutherford. Penjelasan Bohr didasarkan pada penelitiannya tentang spektrum garis atom hidrogen. Beberapa hal yang dijelaskan oleh Bohr adalah
  • elektron-elektron dalam mengelilingi inti berada pada tingkat-tingkat energi (kulit) tertentu (keadaan stasionernya), tanpa menyerap atau memancarkan energi
  • elektron dapat berpindah dari kulit luar ke kulit yang lebih dalam dengan memancarkan energi, atau sebaliknya

                                          N. Bohr menggambarkan model atomnya


E. MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM


Perkembangan model atom terbaru dikemukakan oleh model atom berdasarkan mekanika kuantum. Penjelasan ini berdasarkan tiga teori yaitu
  • Teori dualisme gelombang partikel elektron yang dikemukakan oleh de Broglie pada tahun 1924
  • Azas ketidakpastian yang dikemukakan oeh Heisenberg pada tahun 1927
  • Teori persamaan gelombang oleh Erwin Schrodinger pada tahun 1926
Menurut model atom ini, elektron tidak mengorbit pada lintasan tertentu sehingga lintasan yang dikemukakan oleh Bohr bukan suatu kebenaran.
Model atom ini menjelaskan bahwa elektron-elektron berada dalam orbita-orbital dengan tingkat energi tertentu.
Orbital merupakan daerah dengan kemungkinan terbesar untuk menemukan elektron disekitar inti atom.
Dan Mengganbarkan Model Atomnya


Untuk memahami lebih jauh tentang teori Mekanika Kuantum, selanjutnya kita pahami terlebih dahulu tentang bilangan Kuantum,
Apa yang dimaksud dengan bilangan kuantum ????

Hal ini akan di bahas lebih jauh saat kita mempelajari konfigurasi Elektron di bahasan selanjutnya.

F. PARTIKEL DASAR PENYUSUN ATOM DAN NOTASI NYA


Dalam percobaan menunjukkan bahwa atom mempunyai inti (Nukleon) dan kulit atom. Di dalam inti terdapat proton dan neutron yang menentukan besarnya massa sebuah atom. Jumlah proton atau muatan positif yang terdapat dalam inti atom ditunjukkan oleh nomor atom.

Untuk atom netral jumlah muatan positif (proton) sama dengan jumlah muatan negatif (elektron). Jumlah total keseluruhan proton dan neutron yang terdapat dalam inti atom ditunjukkan oleh nomor massa.

Notasi atau simbol atom yang dilengkapi dengan nomor massa dan nomor atom dapat ditulis sebagai berikut :



Keterangan : A= nomor massa
                      Z= nomor atom
                      X= lambang unsur

Jumlah Proton, Elektron dan Neutron

Atom yang netral memliki jumlah proton sama dengan jumlah elektron.

Z = p = e

Keterangan : p = proton
                      e = elektron

Nomor massa menunjukkan jumlah nukleon (proton dan neutron) yang terdapat dalam inti atom. Jumlah nukleon dalam suatu unsur dinyatakan sebagai nomor massa atom unsur itu. Apabila jumlah neutron dalam inti atom dilambangkan n dan jumlah proton dilambangkan p, nomor massa dapat dirumuskan sebagai berikut :

A = p + n

Oleh karena p sama dengan Z, maka:

A = Z + n atau n = A – Z

Keterangan : A = jumlah proton + jumlah neutron (p + n)
                     Z = jumlah proton
                     n = jumlah neutron

Nomor atom, jumlah proton dan jumlah elektron merupakan cirri yang khas untuk suatu unsur. Artinya setiap atom suatu unsur yang sama selalu mempunyai nomor atom, jumlah proton dan jumlah electron yang sama pula.
Atom yang netral mempunyai jumlah proton yang sama dengan jumlah elektron nya.
Jika suatu atom melepaskan elektron, atom tersebut menjadi bermuatan positif atau disebut kation sebab jumlah proton lebih banyak dari jumlah elektron.
Namun jika atom menangkap elektron akan menjadi bermuatan negatif atau disebut anion, sebab mempunyai jumlah elektron yang lebih banyak dari proton. Perubahan tersebut hanya terjadi pada elektron, sedangkan jumlah proton dan neutron tetap sama sebab inti atom tidak berubah.

Contoh :
Atom Natrium dengan nomor atom 11 dan nomor massa 23.

Artinya notasi atom natrium adalah :

Atom terdiri atas : 11 proton, 11 elektron dan 12 neutron.
Ion Na+ terdiri atas : 11 proton, 10 elektron dan 12 neutron.

Atom belerang dengan nomor atom 16 dan nomor massa 32.
Artinya notasi atom belerang adalah :

Atom terdiri atas : 16 proton, 16 elektron dan 16 neutron.
Ion S2- terdiri atas : 16 proton, 18 elektron dan 16 neutron.

Isotop, Isobar dan Isoton

Atom sejenis yang mempunyai nomor atom yang sama, tetapi mempunyai nomor massa yang berbeda disebut isotop. Perbedaan ini karena adanya perbedaan jumlah neutron dalam inti atom.

Contoh :
Isobar merupakan atom-atom unsur yang mempunyai nomor massa sama, tetapi unsur berbeda (nomor atom berbeda).

Contoh :
Isoton merupakan atom-atom unsur yang mempunyai jumlah neutron yang sama, tetapi unsur berbeda (nomor atom berbeda).

Contoh :





Contoh :
1. Tentukan jumlah elektron, proton den neutron dari unsur

Jawab :
Jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom = 26
Jumlah neutron = bilangan massa - nomor atom = 56 - 26 = 30
2. Berikan notasi unsur X, jika diketahui jumlah neutron = 14 dan jumlah elektron = 13 !
Jawab :

Nomor atom = jumlah elektron = 13
Bilangan massa = jumlah proton + neutron = 13 + 14 = 27
Jadi notasi unsurnya:

Atom tak netral : atom yang bermuatan listrik karena kelebihan atau kekurangan elektron bila dibandingkan dengan atom netralnya.
Atom bermuatan positif bila kekurangan elektron, disebut kation.
Atom bermuatan negatif bila kelebihan elektron, disebut anion.

Contoh:
- Na+ : kation dengan kekurangan 1 elektron
- Mg2- : kation dengan kekurangan 2 elektron
- Cl- : anion dengan kelebihan 1 elektron
- O2 : anion dengan kelebihan 2 elektron

TIPS

Nomor periode = jumlah kulit
Nomor golongan = jumlah elektron valensi

Dengan menggunakan konfigurasi elektron berdasarkan kulit atom ini (konfigurasi Niels Bohr), maka hanya efektif untuk golongan utama atau golongan A.

Rangkuman
  1. Banyaknya proton dalam inti atom suatu unsur dapat dilihat dari nomor atomnya. Untuk atom netral jumlah proton sama dengan jumlah elektronnya.
  2. Nomor massa menunjukkan jumlah nukleon (proton + neutron) yang terdapat dalam inti atom. Suatu atom dapat disimbolkan dengan X.
  3. Isotop adalah beberapa atom sejenis yang mempunyai nomor atom yang sama, tetapi nomor massa yang berbeda.
  4. Isobar adalah beberapa atom yang berbeda jenis dengan nomor massa sama, tetapi nomor atom berbeda.
  5. Isoton adalah beberapa atom yang berbeda jenis dengan nomor atom dan nomor massa berbeda, tetapi jumlah neutron sama.
  6. Konfigurasi elektron adalah susunan elektron di dalam kulit atomnya.
  7. Elektron valensi adalah elektron yang terdapat pada kulit paling luar.

II. KONFIGURASI ELEKTRON DAN ELEKTRON VALENSI


A. KONFIGURASI ELEKTRON Menurut BOHR


Elektron-elektron yang mengelilingi inti beredar pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit atom. Dalam setiap atom terdapat berbgai macam kulit.
Kulit terdekat dengan inti disebut dengan kulit K, dan kulit-kulit selanjutnya dinamai secara berurutan L, M, N dan seterusnya. Semakin jauh dari inti, tingkat energi dari kulit tersebut semakin tinggi.

Konfigurasi elektron adalah susunan elektron pada setiap kulit atom. Sebelum kita menentukan konfigurasi elektron, kita harus mengetahui lebih dahulu nomor atomnya yang menunjukkan jumlah elektron dari atom suatu unsur.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan konfigurasi electron sebagai berikut.

1. Dimulai dari kulit yang terdekat dengan inti.

n = 1 disebut kulit K
n = 2 disebut kulit L
n = 3 disebut kulit M, dan seterusnya.

2. umlah elektron maksimum yang menempati tiap kulit tidak sama. Jumlah maksimum

pengisian elektron pada suatu kulit ditunjukkan dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan :
∑ = jumlah maksimum elektron pada suatu kulit
n = nomor kulit (bilangan kuantum utama)
Kulit K (n = 1) maksimum berisi 2x12 = 2 elektron
Kulit L (n = 2) maksimum berisi 2x22 = 8 elektron
Kulit M (n = 3) maksimum berisi 2x22 = 18 elektron dan seterusnya.

Kulit terluar hanya boleh terdapat maksimum 8 elektron.

Pada kulit ke-3 (M), jika sisa elektron lebih dari 8 ditulis 8, jika sisa elektron lebih dari 18 ditulis. Demikian pada kulit ke-4 (N), jika sisa elektron lebih dari 8 ditulis 8, lebih dari 18 ditulis 18, lebih dari 32 ditulis 32.

Contoh :
Unsur Na mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut :
Kulit ke-1 = 2 elektron
Kulit ke-2 = 8 elektron, karena jumlah elektron 11 tetapi baru terisi 10 elektron dan masih bersisa 1 elektron lagi dan elektron pada kulit terakhir tidak boleh melebihi dari 8 elektron, maka 1 elektron lagi terisi pada kulit selanjutnya.
Kulit ke-3 = 1 elektron
Dengan demikian, konfigurasi elektron untuk Na = 2 . 8 . 1

Elektron yang terdapat pada kulit terluar disebut elektron valensi. Pada contoh di atas maka elektron valensi unsur natrium adalah 1. Elektron valensi sangat menentukan sifat atom. Unsur dengan elektron valensi yang sama mempunyai sifat yang sama pula.


B. KONFIGURASI ELEKTRON Menurut Mekanika Kuantum


Untuk memahami konfigursi menurut teori Mekanika Kuantum terlebih dahulu kita harus faham tentang Bilangan Kuantum.

Apa yang dimaksud dengan Bilangan Kuantum ????

Bilangan Kuantum
Secara sederhana adalah nilai yang menunjukkan letak atau posisi elektron dalam suatu atom.

Untuk memahami lebih jauh, Marilah kita pelajari satu persatu pengertian bilangan-bilangan kuantum.

1. Bilangan Kuantum Utama (n)


Lambang dari bilangan kuantum utama adalah “n” (en kecil). Bilangan kuantum utama menyatakan kulit tempat ditemukannya elektron yang dinyatakan dalam bilangan bulat positif. Nilai bilangan itu di mulai dari 1, 2, 3 dampai ke-n.

Masih ingatkah Anda dengan jenis-jenis kulit atom berdasarkan konfigurasi elektron yang telah dibahas di kelas X (Modul Kim. X.03). Jenis-jenis kulit atom berdasarkan konfigurasi elektron tersebut adalah K, L, M dan N.

Cobalah Anda perhatikan Tabel 1.


Tabel ini dapat dibuktikan bahwa untuk kulit K memiliki nilai bilangan kuantum utama (n) = 1, kulit L memiliki nilai bilangan kuantum utama (n) = 2 dan seterusnya.

Semakin dekat letak kulit atom dengan inti maka nilai bilangan kuantum utama semakin kecil (mendekati 1). Sehingga bilangan kuantum utama dapat Anda gunakan untuk menentukan ukuran orbit (jari-jari) berdasarkan jarak orbit elektron dengan inti atom.

Kegunaan lainnya, Anda dapat mengetahui besarnya energi potensial elektron. Semakin dekat jarak orbit dengan inti atom maka kekuatan ikatan elektron dengan inti atom semakin besar, sehingga energi potensial elektron tersebut semakin besar.
Setelah Anda mempelajari uraian tadi, sudahkan anda memahami arti dan fungsi bilangan kuantum utama?

Seandainya Anda paham, pelajari kembali penjelasan bilangan kuantum utama tersebut. Kalau sudah marilah kita lanjutkan ke jenis bilangan kuantum berikutnya.

2. Bilangan Kuantum Azimut (l)


Bilangan kuantum azimut menyatakan sub kulit tempat elektron berada dan bentuk orbital, serta menentukan besarnya momentum sudut elektron terhadap inti.
Banyaknya subkulit tempat elektron berada tergantung pada nilai bilangan kuantum utama (n). Nilai bilangan kuantum azimut dari 0 sampai dengan (n – 1). Bila n = 1, maka hanya ada satu subkulit yaitu l = 0. Sedangkan n = 2, maka ada dua subkulit yaitu l = 0 dan l = 1. Seandainya dibuat dalam tabel 2 maka akan tampak sebagai berikut


Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel adalah :

Banyaknya subkulit sama dengan nilai bilangan kuantum utama.
Subkulit ditandai dengan huruf yang didasarkan pada garis-garis spektrum yang tampak pada spektroskopi secara berurutan, seperti tabel 3.


Janganlah Anda lupakan subkulit ini dengan bilangan kuantumnya!

Tanda subkulit ini akan digunakan pula dalam konfigurasi elektron dan sistem periodik pada kegiatan belajar 3 dan 4 dalam modul ini.

Masih ingatkah Anda bahwa setiap kulit terdiri dari beberapa subkulit. Hal ini memungkinkan untuk kulit yang berbeda akan memiliki jenis subkulit yang sama.

Perhatikan contoh tabel 4!

Kulit K dan L sama-sama memiliki subkulit s.

Bagaimana dengan kulit berikutnya?

Silahkan Anda lanjutkan untuk kulit M dan N!
Jawaban Anda akan benar jika seperti berikut :

Kulit M, maka nilai n=3 dan l=0, 1, dan 2 sehingga subkulitnya s, p, dan d.
Kulit N, maka nilai n=4 dan l=0, 1, 2, dan 3 sehingga subkulitnya s, p, d, dan f.

Dari latihan yang telah Anda kerjakan, Anda dapat melihat bahwa jenis subkulit yang sama dapat dimiliki oleh jenis kulit yang berbeda. Untuk membedakan jenis subkulit dari suatu jenis kulit ditambahkan bilangan kuantum utama. Dengan demikian, tabel sebelumnya dapat dilengkapi menjadi tabel 5.

Sebagaimana Anda telah pelajari teori atom modern, bahwa setiap subkulit dari orbital, maka satu orbital dinyatakan dalam satu buah kotak. Masing-masing orbital mempunyai bentuk yang khas. Bentuk orbital akan dipelajari setelah kita selesai mempelajari ke empat bilangan kuantum.

Marilah kita lanjutkan jenis bilangan kuantum selanjutnya!

3. Bilangan Kuantum Magnetik (m)


Bilangan kuantum magnetik menyatakan orbital tempat ditemukannya elektron pada subkulit tertentu dan arah momentum sudut elektron terhadap inti. Sehingga nilai bilangan kuantum magnetik berhubungan dengan bilangan kuantum azimut.
Nilai bilangan kuantum magnetik antara – l sampai + l.

Hubungan antara bilangan kuantum azimut dengan bilangan kuantum magnetik dapat Anda perhatikan pada tabel 6.

Dapatkah anda memahami tabel di atas ?

Jika bilangan kuantum azimut (l) = 0, maka atom tersebut memiliki orbital s dengan kotak sebanyak 1 dan bilangan kuantum magnetik 0. sedangkan bilangan kuantum azimut 1, akan memiliki orbital p dengan kotak yang saling menempel sebanyak 3 dan bilangan kuantum magnetik masing-masing kotak secara urut dari kiri ke kanan –1, 0 dan +1. Demikian masing-masing halnya untuk bilangan kuantum azimut selanjutnya.


4. Bilangan Kuantum Spin (s)


Lambang bilangan kuantum spin adalah s yang menyatakan arah rotasi elektron pada porosnya. Ada dua kemungkinan arah rotasi yaitu searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam. Hal ini seperti berputarnya gasing atau mata uang logam. Pernahkan Anda bermain gasing? Apakah Anda memperhatikan arah berputarnya gasing pada porosnya?

Perhatikan gambar!
Begitulah elektron yang berotasi, bila searah jarum jam maka memiliki nilai s=+½ dan dalam orbital dituliskan dengan tanda panah ke atas.
Sebaliknya untuk elektron yang berotasi berlawanan arah jarum jam maka memiliki nilai s = -½ dan dalam orbital dituliskan dengan tanda panah ke bawah.
Dari uraian arah rotasi maka kita dapat mengetahui bahwa dalam satu orbital atau kotak maksimum memiliki 2 elektron.
Marilah kita gabungkan ke empat uraian tentang bilangan kuantum yang telah dipelajari. Perhatikanlah tabel 7
Apa yang dapat Anda simpulkan dari tabel 7 ?

Bila kulit atom sama (bilangan kuantum utama sama), subkulit (bilangan kuantum azimut) dan orbital (bilangan kuantum magnetik) serta arah (bilangan kuantum spin) dapat berbeda.

Contohnya:

kulit ke 2 dapat memiliki bilangan kuantum azimut 0 atau 1 dan bilangan kuantum magnetiknya bisa –1, 0 atau +1 sesuai dengan posisi dalam kotak serta memiliki bilangan kuantum spin yang dapat berbeda sesuai arah panahnya.

Contoh soal Menentukan Bilangan Kuantum


Setelah memahami bilangan kuantum, selanjutnya kita memahami konfigurasi elektron

Konfigurasi Elektron


Konfigurasi elektron merupakan distribusi elektron-elektron di dalam orbitalorbital suatu atom. Distribusi elektron didasarkan pada tingkat-tingkat energi dari orbital. Konfigurasi elektron harus memenuhi berbagai aturan atau prinsip. Berikut ini dijelaskan beberapa aturan atau prinsip tentang konfigurasi elektron

1. Prinsip Aufbau


Subkulit atau orbital-orbital elektron mempunyai tingkat energi yang berbeda. Tingkat-tingkat energi dan subkulit elektron dari periode ke-1 sampai ke-7 .
Menurut Aufbau, elektron dalam atom sedapat mungkin memiliki energi yang terendah maka berdasarkan urutan tingkat energi orbital, pengisian konfigurasi elektron dimulai dari tingkat energi yang paling rendah ke tingkat energi yang tertinggi. Cara pengisian elektron pada subkulit dapat digambarkan seperti Gambar

                                                 Konfigurasi sesuai Aufbau

Contoh konfigurasi elektron sesuai aturan Aufbau

2. Aturan Hund


Konfigurasi elektron dapat pula ditulis dalam bentuk diagram orbital. Contoh diagram orbital yaitu: 1s 2s 2p

Aturan Hund disusun berdasarkan data spektroskopi atom. Aturan ini menyatakan sebagai berikut.

  • Pengisian elektron ke dalam orbital-orbital yang tingkat energinya sama, misalnya ketiga orbital-p atau kelima orbital-d. Oleh karena itu, elektron-elektron tidak berpasangan sebelum semua orbital dihuni.
  • Elektron-elektron yang menghuni orbital-orbital dengan tingkat energi sama, misalnya orbital pz, px, py. Oleh karena itu, energi paling rendah dicapai jika spin elektron searah.

Contoh pengisian menurut Hund


3. Prinsip Eksklusi atau Prinsip Larangan Pauli


Helium memiliki dua elektron yang terletak pada orbital yang sama. Kedua elektron memiliki harga bilangan kuantum n, l, dan m yang sama, tetapi bilangan kuantum s berbeda yaitu + 1/2 dan – 1/2
Harga bilangan kuantum masing-masing elektron pada He adalah: n = 1, l = 0, m = 0, s = + ½ dan n = 1, l = 0, m = 0, s = – 1/2

Atas dasar pengamatan ini ahli fisika Austria Wolfgang Pauli merumuskan suatu prinsip yang dikenal dengan prinsip eksklusi atau larangan Pauli.

Prinsip larangan Pauli adalah:
Tidak boleh dua elektron di dalam atom memiliki empat bilangan kuantum yang sama

Bentuk Orbital


Bentuk orbital ditentukan oleh bilangan kuantum azimut. Bilangan kuantum ini diperoleh dari suatu persamaan matematika yang mengandung trigonometri (sinus dan cosinus). Akibatnya, bentuk orbital ditentukan oleh bentuk trigonometri dalam ruang.

1. Orbital-s

Orbital-s memiliki bilangan kuantum azimut, 􀁁= 0 dan m= 0. Oleh karena nilai m sesungguhnya suatu tetapan (tidak mengandung trigonometri) maka orbital-s tidak memiliki orientasi dalam ruang sehingga
orbital-s ditetapkan berupa bola simetris di sekeliling inti. Permukaan bola menyatakan peluang terbesar ditemukannya elektron dalam orbital-s.
Hal ini bukan berarti semua elektron dalam orbital-s berada di permukaan bola, tetapi pada permukaan bola itu peluangnya tertinggi (≈ 99,99%), sisanya bolehjadi tersebar di dalam bola, lihat Gambar 1.8.

 2. Orbital-p

Orbital-p memiliki bilangan kuantum azimut, 􀁁= 1 dan m= 0, ±l. Oleh karena itu, orbital-p memiliki tiga orientasi dalam ruang sesuai dengan bilangan kuantum magnetiknya. Oleh karena nilai m
sesungguhnya mengandung sinus maka bentuk orbital-p menyerupai bentuk sinus dalam ruang, seperti ditunjukkan pada Gambar

Ketiga orbital-p memiliki bentuk yang sama, tetapi berbeda dalam orientasinya. Orbital-px memiliki orientasi ruang pada sumbu-x, orbital-py memiliki orientasi pada sumbu-y, dan orbital-pz memiliki orientasi pada sumbu-z. Makna dari bentuk orbital-p adalah peluang terbesar ditemukannya elektron dalam ruang berada di sekitar sumbu x, y, dan z. Adapun pada bidang xy, xz, dan yz, peluangnya terkecil.

3. Orbital-d

Orbital-d memiliki bilangan kuantum azimut l = 2 dan m = 0, ±1, ±2. Akibatnya, terdapat lima orbital-d yang melibatkan sumbu dan bidang, sesuai dengan jumlah bilangan kuantum magnetiknya. Orbital-d terdiri atas orbital- 2 dz, orbital- xz d , orbital- xy d , orbital- yz d , dan orbital-Orbital dxy, dxz, dyz, dan 2 − 2 dx y memiliki bentuk yang sama, tetapi orientasi dalam ruang berbeda.

Demikian Uraian tentang Struktur Atom yang dapat di sampaikan, semoga bermanfaat dan dapat membantu Anda semua yang membutuhkan referensi tentang materi dasar struktur atom

Downloads Materi Disini

Baca Juga :

  • Ikatan Kimia

Previous
Next Post »