Hukum - Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri |
Dalam pembahasan materi pelajaran kali ini akan saya coba paparkan tentang Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri. Karena Keduanya saling terkait dan mendasari satu sama lainya, sebagai bagian yang tidak dapat terpisahkan.
Untuk dapat memahami Stoikiometri maka harus faham terlebih dahulu tahu Tentang Hukum dasar Kimia ini. Baiklah sekarang kita mulai saja pembahasan nya silahkan simak dan pelajari dengan cermat.
A. Hukum – Hukum Dasar Kimia
Sesuai dengan istilah dalam sub bahasan di atas, yaitu Hukum Dasar Kimia, maka Hukum – hukum yang akan dibahas kali ini adalah Beberapa teori yang sudah ditetapkan sebagai hukum yang mendasari semua perhitungan dan ketentuan hukum yang berlaku pada Ilmu kimia sebagai hasil dari percobaan dan penelitian para ahli kimia.
1. Hukum Kekekalan Massa (Hk . Lavoisier)
Seorang Kimiawan Prancis Antoine Laurent Lavoisier (1743 – 1794). Berhasil melakukan percobaan pada pembakaran merkuri menjadi merkuri oksida, ternyata jika merkuri oksida dipanaskan kembali menjadi merkuri dan oksigen yang dihasilkan massanya sama seperti semula. Sehingga Lavoisier mengemukakan hukum kekekalan massa yang berbunyi :
“massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat sesudah (hasil ) reaksi”‖.
Contoh :
Contoh soal :
Pada wadah tertutup, 4 gram logam kalsium dibakar dengan oksigen menghasilkan kalsium oksida. Jika massa kalsium oksida yang dihasilkan adalah 5,6 gram, maka berapa massa oksigen yang diperlukan?
Jawab :
m Ca = 4 gram
m CaO = 5,6 gram
m O2 = ..?
Berdasarkan hukum kekekalan massa : Massa sebelum reaksi = massa sesudah reaksi
m Ca + m O2 = m CaO
m O2 = m CaO - m Ca
= (5,6 – 4,0) gram
= 1,6 gram
Jadi massa oksigen yang diperlukan adalah 1,6 gram.
2. Hukum Perbandingan Tetap (Hk. Proust)
Berdasarkan proses terbentuknya, senyawa adalah gabungan dua unsur atau lebih unsur dengan perbandingan tertentu dan tetap. Bergabungnya unsur-unsur pembentuk senyawa disertai hilangnya sifat unsur-unsur pembentuk. Sifat senyawa yang dihasilkan berbeda dengan sifat-sifat awal dari unsur pembentuknya.
Hal tersebut dijelaskan dengan Hukum Perbandingan Tetap (Proust) yang berbunyi :
“Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap”Contoh :
Air tersusun oleh unsur-unsur hidrogen (H2) dan oksigen (O2) dengan perbandingan yang selalu tetap yaitu : 11,91 % : 88,81 % = 1 : 8
Contoh soal :
Jika diketahui perbandingan massa besi (Fe) dan belerang (S) dalam pembentukan senyawa besi (II) sulfida (FeS) adalah 7 : 4 maka tentukan :
a) Massa besi yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan 8 gram belerang!
b) Massa belerang yang tersisa, jika sebanyak 21 gram Fe direaksikan dengan 15 gram S!
c) Massa S dan massa Fe yang dibutuhkan untuk menghasilkan 22 gram senyawa FeS!
Jawab :
Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama, sehingga 7 gram Fe akan bereaksi dengan 4 gram S membentuk 11 gram FeS.
a) Massa S = 8 gram
Massa Fe = …?
Massa Fe = 4/7 x 8 gram = 14 gram
Jadi massa Fe yang dibutuhkan adalah 14 gram.
b) 21 gram Fe direaksikan dengan 15 gram S, berarti :
Fe : S = 21 : 15 = 7 : 5
Belerang berlebih, berarti seluruh Fe habis bereaksi.
Massa Fe yang bereaksi = 21 gram
Massa S yang bereaksi = 7/4 x 21 gram = 12 gram
Massa S yang tersisa = ( 15-12 ) gram = 3 gram
Jadi massa S yang tersisa adalah 3 gram.
c) Untuk membentuk 22 gram FeS :
m Fe = 11/7 x 22 gram = 14 gram
m S = 11/4 x 22 gram = 8 gram
3. Hukum Perbandingan Berganda (Hk. Dalton)
Sering disebut juga hukum kelipatan perbandingan . Dalton menyelidiki perbandingan unsur-unsur tersebut pada setiap senyawa dan didapatkan suatu pola keteraturan. Pola tersebut dinyatakan sebagai Hukum Perbandingan Kelipatan yang bunyinya :
“Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, dan jika massa salah satu unsur tersebut tetap (sama). Maka perbandingan massa unsur yang lain dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana.”
Contoh :
C dan O dapat membentuk dua jenis senyawa, yaitu CO dan CO2. Jika massa C dalam kedua senyawa itu sama (berarti jumlah C sama), maka :
Massa O dalam CO : massa O dalam CO2 akan merupakan bilangan bulat dan sederhana (yaitu 1:2 ).
Contoh soal :
Karbon dapat bergabung dengan hidrogen dengan perbandingan 3 : 1, membentuk gas metana. Berapa massa hidrogen yang diperlukan untuk bereaksi dengan 900 gram C pada metana?
Jawab :
C : H = 3 : 1 sehingga :
900 : m H = 3 : 1
m H = 3/1 x 900 gram = 300 gram
Jadi, massa H yang diperlukan adalah 300 gram.
4. Hukum Perbandingan Volume (Hk. Gay-Lussac)
Ilmuwan Perancis Joseph Louis Gay Lussac (1778 – 1850) berhasil melakukan percobaan tentang volume gas yang terlibat pada berbagai reaksi.Dari hasil percobaannya Gay Lussac menghasilkan suatu hukum Yang berbunyi :
“Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana.”
Contoh :
Dua volum gas hidrogen bereaksi dengan satu volum gas oksigen membentuk dua volum uap air.
gas hidrogen + gas oksigen —————> uap air
2 V 1 V 2 V
Perbandingan volumenya = 2 : 1 : 2
Hukum tersebut hanya berlaku untuk reaksi-reaksi dalam wujud gas, dan pada kenyataannya untuk reaksi yang bukan gas massa zat volum zat cair tidak berlaku. Bila dihubungkan dengan teori atom Dalton terdapat ketidaksesuaian, karena Dalton mengganggap bahwa atom merupakan partikel terkecil dari suatu zat. Jadi, bila volum diperkecil sehingga didapat:
1 volume hidrogen + 1 volume klorin —————> 2 volum hidrogen klorida
Jika dianggap bahwa gas-gas dalam keadaan sebagai atom, maka:
1 atom hidrogen + 1 atom klorin —————> 2 atom hidrogen klorida
Bila konsep ini diterapkan pada gas hidrogen dan oksigen, maka didapat
1atom hidrogen + 1/2 atom oksigen —————> 1 atom air
Konsep setengah atom bertentangan dengan teori atom Dalton, sebab tidak ada atom yang hanya separo. Untuk menghindari hal tersebut Amadeo Avogadro mengusulkan hipotesis yang dikenal sebagai Hipotesis Avogadro.
5. Hipotesa Avogadro (Hk. Avogadro)
Amadeo Avogadro (1776-1856), berpendapat bahwa satuan terkecil dari suatu zat tidaklah harus atom, tetapi dapat merupakan gabungan atom yang disebut molekul. Dengan konsep ini maka teori atom Dalton tetap benar dan fakta percobaan Gay-Lussac dapat dijelaskan,Yaitu :
“Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumnya sama mengandung jumlah partikel (molekul) yang sama pula.”
Contoh :
Pada pembentukan molekul H2O
2L H2(g) + 1L O2(g)—————& 2L H2O(g)
Catatan :
Jika diperhatikan ternyata perbandingan volum tersebut sesuai dengan perbandingan koefisien persamaan reaksi. Dengan dasar itulah beberapa rumus molekul gas dapat diramalkan. Jadi jika volume dan jumlah molekul salah 1 zat diketahui, maka volume dan jumlah molekul zat lain dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
Dan
Keterangan :
V = volume molekul ( L )
X = jumlah partikel ( molekul )
Contoh soal :
Pada suhu dan tekanan yang sama, sebanyak 2 L gas nitrogen (N2) tepat bereaksi dengan gas H2 membentuk gas NH3 (amoniak).
Tentukan :
a) Persamaan reaksinya!
b) Volume gas H2 yang diperlukan!
c) Volume gas NH3 yang dihasilkan!
Jawab :
a) Persamaan reaksinya :
N2 (g) + 3 H2 (g) ———> 2 NH3 (g)
b) V H2 = (koefisien H2)/(koefisien N2) X V N2
= 3/1 x 2 L = 6 L
Jadi volume gas H2 yang diperlukan dalam reaksi adalah 6 L.
c) V NH3 = (Koefisien NH3)/(Koefisien N2) x V N2
= 2/1 x 2 L = 4 L
Jadi volume gas NH3 yang dihasilkan oleh reaksi tersebut adalah 4 L.
LATIHAN :
- Unsur X dan Y membentuk dua senyawa, senyawa pertama mengandung 15 gram X dan 80 gram Y. Senyawa kedua mengandung 45 gram X dan 120 gram Y. Tentukan perbandingan massa unsur sesuai hukum Dalton (Hukum Kelipatan Tetap) ?
- Perbandingan massa unsur besi dan unsur belerang dalam senyawa besi belerang (FeS) adalah 7 : 4. Berapa gram besi dapat bereaksi dengan 8 gram belerang?
- Pada reaksi tembaga dengan belerang akan dihasilkan tembaga sulfida. Jika tembaga yang direaksikan 254 gram dan belerang 128 gram. Berapa gram tembaga sulfida (CuS) yang dihasilkan?
- Berapa liter gas oksigen yang diperlukan pada pembakaran 10 liter gas butana?
- Sebanyak 20 ml gas N2 dan 30 ml gas O2 tepat habis bereaksi menjadi 20 ml gas NxOy. Tentukan rumus kimia gas NxOy tersebut?
B. Stoikiometri (Perhitungan Kimia)
1. Persamaan reaksi
Merupakan proses penulisan dan penataan ulang rumus kimia yang menggambarkan suatu reaksi kimia dan terdiri dari bagian pereaksi/reaktan (sebelum tanda panah) serta bagian produk /hasil reaksi (sesudah tanda panah).Contoh
2 H 2 (g) + O2 (g) ———>2H2O (â„“)
Keterangan :
Tanda panah (———> ) menunjukkan arah reaksi (artinya = membentuk atau bereaksi menjadi).
Huruf kecil dalam tanda kurung menunjukkan wujud atau keadaan zat tersebut (g = gass, l = liquid, s = solid,dan aq = aqueous / larutan berair).
Bilangan yang di depan rumus kimia zat disebut koefisien reaksi (untuk menyetarakan atom-atom sebelum dan sesudah reaksi).
Koefisien reaksi juga menyatakan perbandingan paling sederhana dari partikel zat yang terlibat dalam reaksi.
Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dengan 2 langkah :
1). Menuliskan rumus kimia zat pereaksi dan produk, lengkap dengan keterangan wujudnya.
2). Penyetaraan, yaitu memberi koefisien yang sesuai sehingga jumlah atom setiap unsur sama pada kedua ruas (cara Sederhana / langsung).
Contoh :
2). Menyetarakan Persamaan Reaksi.
Langkah-langkahnya (cara matematis) :
a) Tetapkan koefisien salah satu zat, biasanya zat yang rumusnya paling kompleks = 1, sedangkan zat lain diberikan koefisien sementara dengan huruf.
b) Setarakan terlebih dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang diberi koefisien 1 itu.
c) Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O disetarakan paling akhir.
Contoh:
Setarakanlah reaksi berikut: Sb2S3 + HNO3 ———> Sb2O5 + NO2 + S + H2O
Jawab:
Misalkan koefisien reaksi adalah:
a Sb2S3 + b HNO3 ———> c Sb2O5 + d NO2 + e S + f H2O
Unsur yang terdapat dalam satu senyawa di kiri dan satu senyawa di kanan adalah: Sb, S, H, dan N.
Jadi:
Sb: c = a N: d = b
S: e = 3a H: f = 1/2 b
Persamaan reaksi:
a Sb2S3 + b HNO3 ———> a Sb2O5 + b NO2 + 3a S + 1/2 b H2O
unsur yang lain adalah O, maka 3 b = 5 a + 2 b + 1/2 b
Misalkan: a = 1 sehingga
3b = 5 + 2 1/2 b
b = 10
Persamaan reaksi menjadi:
Sb2S3 + 10 HNO3 ———>
Sb2O5 + 10 NO2 + 3 S + 5
H2O
Baca Juga : Reaksi Redoks dan Tata Nama Senyawa
LATIHAN:
Sempurnakan koefisien dari persamaan reaksi berikut ini:
A. C3H4 + O2 ——-> CO2 + H2O
B. Fe2O3 + HBr ———> FeBr3 + H2O
C. Al + HCl ———> AlCl3 + H2
D. Zn + H2SO4 ——-> ZnSO4 + H2
E. I 2 + NaOH ——> NaI + NaIO3 + H2O
2. Konsep Mol
Dalam kehidupan sehari-hari dikenal beberapa satuan jumlah zat. Misalnya 1 kodi kain, 1 lusin gelas, 1 rim kertas dan sebagainya.
Akan tetapi, ada pula zat-zat yang tidak mungkin dinyatakan dengan menggunakan satuan jumlah tetapi satuan massa misalnya 1 kg beras,
1 kg gula, 1 liter minyak. Mengapa? Sebab tidak mungkin orang akan menghitung butiran beras, gula atau butiran minyak. Dapat dibayangkan bagaimana jika seseorang membeli seribu butir beras, gula atau miyak di pasar.
Seperti halnya beras, gula, atau minyak, atom merupakan partikel yang sangat kecil, sehingga tidak mungkin untuk mengambil atom dalam bilangan butir, tetapi juga tidak memungkinkan menimbang beberapa butir atom.
Dalam kenyataannya reaksi-reaksi kimia melibatkan banyak atom, molekul, atau ion. Satuan jumlah atom tidak mungkin digunakan satuan biji, lusin atau satuan-satuan yang banyak dikenal dalam kehidupan sehari-hari.
Para ahli kimia sepakat mencari satuan yang mudah digunakan dan satuan tersebut oleh IUPAC disebut dengan mol.
“Jadi, mol merupakan satuan yang menyatakan jumlah partikel yang terkandung dalam sejumlah zat”
a. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel
Dari percobaan yang dilakukan oleh Jhon Lochsmid dan kemudian dibenarkan oleh Avogadro melalui percobaan yang dilakukannya ternyata banyaknya atom karbon yang terdapat dalam 12.00 gram C-12 adalah 6,02 × 1023 butir atom.
Bilangan ini selanjutnya disebut bilangan Avogadro atau tetapan Avogadro dan diberi lambang L (diambil dari nama Lochsmid).
Jadi, satu mol logam besi mengandung 6,02 × 1023 butir atom besi, 1 mol air mengandung 6,02 x 1023 molekul air.
dirumuskan
Keterangan :
n = jumlah mol
X = jumlah partikel
b. Hubungan Mol dengan Massa (massa Molar)
Massa molar menyatakan massa 1 mol zat. Satuannya adalah gram mol-1.
Massa molar zat berkaitan dengan Ar atau Mr zat itu, karena Ar atau Mr zat merupakan perbandingan massa antara partikel zat itu dengan atom C-12.
Contoh :
Ar Fe = 56, artinya : massa 1 atom Fe : massa 1 atom C-12 = 56 : 12
Mr H2O = 18, artinya : massa 1 molekul air : massa 1 atom C-12 = 18 : 12
Karena :
1 mol C-12 = 12 gram (standar mol), maka :
Massa 1 mol atom Fe = 56/12 x 12 gram = 56 gram
Massa 1 mol molekul air = 18/12 x 12 gram = 18 gram
Kesimpulan :
Massa 1 mol suatu zat = Ar atau Mr zat tersebut (dinyatakan dalam gram).
Secara Umum Hubungan mol dengan massa zat/ massa molar dapat dituliskan persamaan :
dengan :
m = massa
n = jumlah mol
mm = massa molar
c. Hubungan Mol dengan Volume (volume Molar)
Volum molar gas menyatakan volum 1 mol gas pada suhu dan tekanan tertentu. Jika pengukuran dilakukan pada suhu 0°C dan tekanan 1 atm, volum molar gas disebut sebagai volum molar standar.
Hal itu disebabkan keadaan suhu 0°C dan tekanan 1 atm merupakan keadaan standar gas dan disingkat STP (Standard Temperature and Pressure).
Untuk menentukan volume molar gas pada keadaan standar dilakukan dengan menimbang sejumlah volum gas tertentu dalam tabung yang sudah diketahui berat kosong tabung gas tersebut pada suhu 0°C dan tekanan gas 1 atm.
Dari hasil perhitungan pada keadaan standar Volume molar gas (V STP ) = 22,4 Lmol -1
Jika hal ini diberlakukan secara umum untuk gas, maka Persamaannya menjadi :
dengan :
V = volum gas
n = jumlah mol
Vm = volum molar
Contoh:
Hitunglah volume 8 gram gas SO3 jika diketahui (Ar S = 32, O = 16)
Jawab:
Mr SO3 = 80
Massa Molar SO3 = 80 gram /mol
Jadi 8 gram SO3 = (8 gram)/(80 gram/mol) = 0,1 mol
Volume pada STP = 0,1 mol x 22,4 liter/mol = 2,24 liter
d. Hukum Gas Ideal
Telah diketahui bila suatu gas dipanaskan maka akan terjadi pemuaian volume. Adanya pemuaian volume menyebabkan terjadinya penyimpangan pada hukum-hukum yang berlaku pada gas.
Untuk gas ideal dianggap bahwa tidak ada penyimpangan-penyimpangan tersebut. Beberapa hukum tentang gas yang berlaku pada gas ideal adalah :
1. Hukum Boyle : Pada suhu tetap dan jumlah mol tetap, berlaku P ≈ 1/V
2. Hukum Amonton : Pada volum dan jumlah mol tetap, maka P ≈ T
3. Hukum Charles : Pada volum dan jumlah mol tetap, maka V ≈ T
Hukum Avogadro : Pada volume dan suhu tetap, maka V ≈ n
Dari keempat hukum tersebut dapat disimpulkan bahwa pada gas ideal berlaku persamaan :
Dengan,
P : tekanan (atmosfir)
T : suhu mutlak (Kelvin = °C + 273)
V : volum (liter)
N : jumlah mol (mol)
R : tetapan gas ideal (0,082 L atm K-1 mol-1)
e. Hukum Avogadro dan Jumlah Mol Gas
Hukum Avogadro menyatakan bahwa : Pada suhu dan tekanan yang sama sejumlah volume yang sama suatu gas (sembarang gas) mengandung jumlah molekul yang sama.
Dari pernyataan tersebut berarti apabila jumlah molekulnya sama, maka jumlah mol gas akan sama pula.
Dengan demikian berlaku bahwa perbandingan volume gas akan sama dengan perbandingan mol gas atau secara matematis berlaku rumus :
Untuk menentukan volum gas yang suhu dan tekanannya tidak diketahui, tetapi berdasarkan keadaan tertentu dibandingkan dengan gas lain dapat digunakan konsep volum molar, atau menggunakan rumus hubungan hukum Avogadro dan volum di atas.
Contoh:
Sebanyak 27 gram Aluminium (Ar Al = 27) direaksikan dengan larutan asam sulfat. Menurut reaksi:
2 Al + 3H2SO4 ——-> Al2(SO4)3 + 3H2
Hitunglah volume gas yang terbentuk, jika diukur pada kondisi dimana 1 mol gas O2 bervolume 20 liter.
Jawab:
Al = (27 gram)/27 = 1 mol
H2 = 3/2 x 1 mol = 1,5 mol
Untuk mencari volume H2 gunakan volume O2 sebagai pembanding
(Mol H2)/(Volume H2) : (Mol O2)/(Volume O2)
1,5/X = 1/20
X = 30 liter
Jadi volume gas H2 yang terbentuk adalah 30 liter.
Dari konsep mol diatas dapat dibuat bagan hubungan mol dengan satuan lainyasebagai berikut
LATIHAN
1. Hitunglah volume masing-masing gas berikut pada keadaan standar (STP)
a. 11 gram CO2
b. 35 gram N2
c. 200 gram SO3
2. Pada suhu dan tekanan tertentu 2 liter gas X2 bermassa 4 gram dan 20 liter gas NO (Mr = 30) bermassa 15 gram. Hitunglah massa atom relatif (Ar) unsur X tersebut?
3. Pada suhu dan tekanan tertentu 1 liter gas SO2 bermassa 8 gram, berapa gram massa 5 liter gas CH4 pada kondisi tersebut
f. Perhitungan Kimia Sederhana
Reaksi tembaga dengan asam nitrat menghasilkan 18,75 g tembaga (II) nitrat pada suhu dan tekanan tertentu.
Reaksi: 3Cu(s) + 8HNO3 (aq) ——-> 3Cu(NO3)2 (aq) + 2 NO (g) + 4 H2O(l)
(Bila Ar Cu = 63,5; N = 14; O=16; C=12; dan H=1 )
a berapa gram tembaga yang bereaksi?
b. berapa liter gas NO yang dihasilkan jika diukur pada keadaan 1,25 gram C2H6 volumenya 1 liter?
Jawab:
3Cu(s) + 8HNO3 (aq) ——-> 3Cu(NO3)2 (aq) + 2 NO (g) + 4 H2O(l)
Tembaga (II) nitrat yang dihasilkan = 18,75 gram
Mr Cu(NO3)2 = 63,5 + (14 + 3. 16) × 2 = 187,5 gram
Mol Cu(NO3)2= 0,1 mol
a) Tembaga yang bereaksi
3Cu(s) + 8HNO3 (aq) ——-> 3Cu(NO3)2 (aq) + 2 NO (g) + 4 H2O(l)
3 : 8 : 3 : 2 : 4
Mol Cu = 3/3 × 0,1 mol = 0,1 mol
Banyaknya tembaga yang bereaksi = mol × Mr Cu = 0,1 mol x 63,5 = 6,35 gram
b) Gas NO yang dihasilkan
mol NO = 2/3 × 0,1 mol = 0,067 mol
Diketahui 1,25 g C2H6 volumenya 1 L, maka: mol C2H6 = (1,25 gram)/(30g/mol) = 0,042 mol
(n C2H6)/(V C2H6) = (n NO)/(V NO)
(0,042 mol)/(1 L) = (0.067 mol)/(V NO)
V NO = 0.067/0.042 = 1,59 L
g. Pereaksi Pembatas
Bila dua zat direaksikan akan didapatkan dua kemungkinan.
- Kemungkinan pertama, kedua pereaksi tepat habis bereaksi: dan
- kemungkinan kedua, salah satu pereaksi habis dan pereaksi yang lain bersisa.
Pereaksi yang habis akan membatasi hasil reaksi yang didapatkan. Pereaksi yang membatasi hasil reaksi ini disebut pereaksi pembatas.
Contoh:
Sebanyak 20 gram tembaga direaksikan dengan 40 gram belerang menurut reaksi:
Cu + S ———> CuS
A. Manakah yang berlaku sebagai pereaksi pembatas?
B. Berapa gram tembaga sulfida yang terbentuk?
C. Manakah zat sisa dalam reaksi tersebut dan berapa gram beratnya?
Jawab:
A. mol Cu = (20 gram)/(63,5 gram/mol) = 0,314 mol
Mol S = (40 gram)/(32 gram/mol) = 1,25 mol
Berdasarkan perbandingan koefisien jika 0,314 mol Cu direaksikan, maka diperlukan 0,314 mol S, sedangkan S yang tersedia 1,25 mol. Jadi jumlah belerang yang tersedia cukup. Sebaliknya tidak mungkin bila S bereaksi semua sebab diperlukan Cu sebanyak 1, 25 mol, sedangkan Cu yang tersedia o,314 mol. Jadi yang berlaku sebagai pereaksi pembatas adalah Cu (tembaga).
B. Mol CuS = (Koefisien CuS)/(Koefisien Cu) x mol Cu
= 1/1 x 0,314 mol
= 0,314 mol
= 0,314 mol x 95,5 gram/mol
= 29,98 gram
Jadi massa tembaga sulfida yang terbentuk adalah 29,98 gram
C. S yang bereaksi = 1/1 1 x 0,314 mol
= 0,314 mol
= 0,314 mol x 32 gram/mol
= 10,04 gram
Jadi massa belerang yang tersisa adalah 40 gram—10,04 gram = 29,96 gram
LATIHAN :'
- Sebanyak 15 gram Urea (Mr = 60) dianalisis menjadi unsur-unsurnya. Jika diperoleh 7 gram nitrogen (Ar Na=14), hitunglah jumlah atom nitrogen dalam satu molekul urea ?
- Hitunglah persen berat besi dan oksigen dalam Fe2O3 (Ar Fe= 56, O = 16) ? Sebanyak 640 gram campuran zat-zat yang mengandung belerang dibakar sempurna sehinga diperoleh 480 gram SO3 (Ar S =32, O=16). Hitunglah kadar (persentase) belerang dalam campuran zat tersebut ?
- Tiga macam pupuk dibawah ini :Urea (CO(NH2)2 ZA (NH4)2 SO4 , Amonium nitrat (NH4NO3), manakah pupuk tersebut yang paling kaya akan kandungan unsur nitrogen ? (ArH = 1, C = 12, N = 14, O = 16, S = 32 )
EVALUSI
A. Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang benar.
1. Tetapan Avogadro menyatakan …
a. Jumlah atom dalam satu mol gas helium
b. Jumlah molekul dalam satu mol unsur
c. Jumlah atom dalam satu mol zat
d. Jumlah ion dalam satu mol CaO
e. Jumlah atom dalam satu mol gas oksigen
2. Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama mengandung jumlah molekul sama. Pernyataan tersebut merupakan bunyi Hukum ...
a. Lavoisier d. Avogadro
b. Gay Lussac e. Dalton
c. Boyle
3. Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh ...
a. Dalton d. Avogadro
b. Proust e. Gay Lussac
e. Lavoisier
4. Massa atom relatif (Ar) menyatakan perbandingan ...
a. Massa 1 atom unsur terhadap massa 1 atom C - 12
b. Massa 1 molekul unsur terhadap massa 1 atom C - 12
c. Massa rata-rata 1 molekul unsur terhadap 1/12 massa 1 atom C - 12
d. Massa molekul unsur terhadap 1/12 massa 1 atom C - 12
e. Massa rata-rata 1 atom unsur terhadap 1/2 massa 1 atom C - 12
5. Berapakah massa dari 0,8 mol NaCl (Ar Na = 23 ; Cl = 35,5)
a. 5,85 gram d. 46,8 gram
b. 11,70 gram e. 49,2 gram
c. 23,4 gram
6. Senyawa berikut ini yang mempunyai jumlah partikel terbesar adalah ...
a. 10 gram NH3 d. 10 gram CH4
b. 10 gram H2O e. 10 gram O2
c. 10 gram H2
7. Volume 1 mol gas CO2 pada suhu 27 0C dan tekanan 1, 2 atm adalah ...
a. 11,2 liter d. 22,4 liter
b. 16,8 liter e. 44,8 liter
c. 20,5 liter
8. Data percobaan pembentukan senyawa Besi—Belerang adalah sebagai berikut.
Dari data di atas perbandingan massa besi dan belerang adalah ...
a. 7 : 5 d. 7 : 4
b. 2 : 4 e. 3 : 2
c. 7 : 6
9. 10 liter gas propana dibakar sempurna dengan oksigen menghasilkan H2O dan CO2. Berapa volume gas karbon dioksida yang dihasilkan ...
a. 5 liter d. 30 liter
b. 10 liter e. 40 liter
c. 20 liter
10. Jumlah atom Hidrogen pada 9 gram H2O adalah ...
Jika ( L = 6,02 x 1023 )
a. 6,02 x 1023 atom d. 6,02 x 1022 atom
b. 3,01 x 1023 atom e. 3,012 x 1022 atom
c. 1,5 x 1023 atom
II. Esai
B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar.
1. Hitung Mr dari senyawa berikut, jika Ar Na=23 ; C=12; O=16 ; Ca=40; P=31
a. Na2CO3 b. Ca3(PO4)2 c. CaC2O4
2. Berapa berat besi yang terdapat dalam 32 gram Fe2O3 (ArFe=56; O=16)?
3. Sebanyak 35 gram logam besi direaksikan dengan 25 gram gas oksigen, membentuk besi(III) oksida (Ar Fe=56 ; O=16)
a. Berapa gram senyawa yang terbentuk ?
b. Berapa gram unsur yang tersisa ?
Download materi DISINI
EmoticonEmoticon