EMPAT METODE PEMBELAJARAN YANG PALING RELEVAN DENGAN PEMBELAJARAN ABAD-21

EMPAT METODE PEMBELAJARAN YANG PALING RELEVAN DENGAN PEMBELAJARAN ABAD-21

Pembelajaran abad ke-21 menerapkan prinsip pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, berikut karakter pembelajaran abad 21 yang sering disebut sebagai 4 C, yaitu: Communication (Komunikasi), Collaboration (Kerjasama), Critical Thinking and Problem Solving (Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah), dan Creativity and Innovation (Daya cipta dan Inovasi). Dengan demikian Proses pembelajaran diharapkan dapat bermakna dan mendorong peserta didik untuk memiliki pengalaman belajarnya. proses pembelajaran harus berlangsung secara alamiah, dimana peserta didik dapat merasakan dan mengalami  proses tersebut.  Untuk menunjang proses pembelajaran tersebut penggunaan metode pembelajaran yang relevan menjadi kunci penting untuk merealisaikannya.

Berikut ini adalah empat metode pembelajaran yang paling relevan dengan pembelajaran abad 21, antara lain: (1) pembelajaran dengan metode ilmiah, (2) inquiry/discovery learning, (3) project-based learning, dan (4) problem-based learning. Melalui keterlibatan secara aktif peserta didik dalam aktivitas-aktivitas belajar pada langkah – langkah pembelajaran dalam metode-metode tersebut, maka sikap/nilai karakter, pengetahuan, keterampilan, kecakapan abad ke-21, kecakapan literasi, dan kecakapan berfikir tingkat tinggi akan otomatis diperoleh oleh peserta didik.

Pada kesempatan berikut ini diuraikan metode – metode pembelajaran tersebut secara singkat.

1. Pembelajaran dengan Metode Ilmiah

a. Pengertian

Metode ilmiah merupakan metode yang biasa digunakan oleh para ilmuwan dalam menemukan pengetahuan/teori/konsep. Dalam konteks pembelajaran, metode ilmiah digunakan untuk mengembangkan cara-cara berpikir dan bekerja secara ilmiah serta menumbuhkan sikap ilmiah.

Pembelajaran dengan pendekatan ilmiah dapat juga dipahami sebagai pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin/perlu/belum diketahui), menanya /merumuskan pertanyaan, mengumpulkan informasi dengan satu atau lebih cara/teknik, menalar /mengasosiasi (menggunakan data/informasi untuk menjawab pertanyaan/menarik kesimpulan), dan mengomunikasikan jawaban/kesimpulan. Hingga langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencipta.

Sebagaimana dapat digambarkan seperti bagan langkah – langkah metode ilmiah di bawah ini


b. Langkah Pembelajaran dengan Metode Ilmiah

Secara umum pembelajaran dengan metode ilmiah dilakukan melalui beberapa langkah sesuai penjelasan singkat sebagai berikut.

1) Melakukan pengamatan terhadap suatu fenomena untuk menemukan masalah

Pada tahap ini peserta didik mengamati fenomena melalui panca indera (mendengarkan, melihat, membau, meraba, mengecap) dengan atau tanpa alat (untuk menemukan masalah atau gap of knowledge/skill). Fenomena dapat berupa kejadian/keadaan alam (IPA), peristiwa/situasi sosial (IPS dan Pendidikan Agama), interaksi/komunikasi verbal (Bahasa), sesuai karakteristik mata pelajaran dan kompetensi yang dipelajari.

2) Merumuskan pertanyaan

Selanjtnya Peserta didik merumuskan pertanyaan berangkat dari masalah (gap of knowledge and/or skill) yang diperoleh dari pengamatan yang telah dilakukan.

3) Mencoba/mengumpulkan data/informasi dengan berbagai teknik

Pada langkah ini Peserta didik mengumpulkan informasi/data dengan satu atau lebih teknik literasi yang sesuai, misalnya eksperimen, pengamatan, wawancara, survei, dan membaca dokumen-dokumen ataupun yeknik literasi lainnya.

4) Mengasosiasi/menganalisis data atau informasi untuk menarik kesimpulan

Dalam tahap ini peserta didik menggunakan informasi/data yang sudah dikumpulkan sebelumnya untuk menjawab pertanyaan dan menarik kesimpulan. Jawaban terhadap pertanyaan atau kesimpulan yang di dapat tersebut merupakan pengetahuan dan/atau keterampilan baru yang diperoleh oleh peserta didik.

5) Mengkomunikasikan kesimpulan

Peserta didik menyampaikan jawaban atas pertanyaan (kesimpulan) secara lisan dan/atau tertulis, yang sering di kenal dengan Communicate the findings kepada khalayak ataupun komunitasnya.

6) Mencipta

Sebagai langkah akhir peserta didik diharapkan menciptakan dan/atau menginovasi produk, model, gagasan, dan sebagainya dengan pengetahuan dan/atau keterampilan yang telah diperolehnya. Mencipta merupakan kegiatan penerapan/ pengaplikasian  pengetahuan dan/atau keterampilan yang diperoleh yang hasilnya berwujud (misalnya produk dan karya) maupun yang tidak berwujud (seperti gagasan atau ide). 

2. Inquiry/Discovery Learning

a. Pengertian Inquiry/Discovery Learning

Dalam metode Inquiry/Discovery Learning memiliki dua proses utama, yaitu melibatkan peserta didik dalam mengajukan atau merumuskan pertanyaan-pertanyaan (to inquire) dan peserta didik menemukan (to discover) jawaban atas pertanyaan mereka melalui serangkaian kegiatan penyelidikan dan kegiatan-kegiatan sejenis (Sutman, et.al. 2008: x).

b. Langkah-langkah dalam Inquiry/Discovery Learning

Sintaks dalam  Inquiry/Discovery Learning meliputi lima langkah. Langkah-langkah tersebut dapat Anda pahami melalui deskripsi singkat untuk setiap langkahnya pada table di bawah ini

Langkah-langkah

Deskripsi

Merumuskan pertanyaan (masalah)

Merumuskan pertanyaan,masalah atau topik yang akan diselidiki

Merencanakan (planning)

Merencanakan prosedur pengumpulan data dan analisisnya

Mengumpulkan dan Menganalisis data

Aktivitas:

·    Pengumpulan fakta atau data yang diperlukan

·    Analisis data atau hasil

Menarik simpulan

Menarik simpulan-simpulan (jawaban atau penjelasan ringkas terhadap pertanyaan yang sudah dirumuskan)

Aplikasi dan Tindak Lanjut

Menerapkan hasil dan mengeksplorasi pertanyaan – pertanyaan lanjutan untuk dicari jawabannya

Dalam praktiknya, terutama jika para peserta didik belum terbiasa dengan Inquiry/Discovery Learning, peserta didik perlu dilakukan pendampingan pada setiap langkah pembelajaran tersebut. Seiring dengan bertambahnya pengalaman peserta didik, dukungan pendidik dapat dikurangi sedikit demi sedikit. keunggulan metode pembelajaran ini Selain memperoleh pengetahuan dan keterampilan, peserta didik juga mengembangkan sikapnya melalui keterlibatan mereka dalam setiap langkah pembelajaran tersebut.

3. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)

a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)

Stoller (2006), mendefinisikan Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai media dalam proses pembelajaran untuk mencapai tiga kompetensi yaitu kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivitas peserta didik untuk menghasilkan melalui kegiatan-kegiatan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk. Produk yang dimaksud adalah hasil proyek berupa barang  atau jasa dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain. Melalui penerapan metode Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL), peserta didik berlatih merencanakan, melaksanakan kegiatan sesuai rencana, dan menampilkan atau melaporkan hasil proyek.

Stoller (2006) mengemukakan tiga jenis proyek berdasarkan sifat dan runtutan kegiatannya, yaitu: (1) proyek terstruktur, proyek ini ditentukan dan diatur oleh pendidik dalam hal topik, bahan, metodologi, dan presentasi; (2) proyek tidak terstruktur, proyek ini ditentukan terutama oleh peserta didik sendiri; dan (3) proyek semi-terstruktur, untuk proyek ini ditentukan dan diatur sebagian oleh pendidik dan sebagian oleh peserta didik.

Bentuk Kegiatan/aktivitas proyek terdiri atas 

(1) Proyek produksi yang melibatkan penciptaan seperti buletin, video, program radio, poster, laporan tertulis, esai, foto, surat-surat, buku panduan, brosur, menu banquet (pelayanan), jadwal perjalanan, dan sebagainya;

(2) Proyek kinerja seperti pementasan, presentasi lisan, pertunjukan teater, pameran makanan atau fashion show, atu pertunjukan lainnya; 

(3) Proyek organisasi seperti pembentukan klub, kelompok diskusi, atau program-mitra percakapan, diskusi. 

Lebih lanjut, menurut Fried-Booth (2002) ada dua jenis proyek yaitu (1) Proyek skala kecil atau sederhana yang hanya menghabiskan dua atau tiga pertemuan yang dapat diselesaikan di dalam kelas; dan (2) Proyek skala penuh yang membutuhkan kegiatan yang rumit/ kompleks di luar kelas untuk menyelesaikannya dengan rentang waktu yang lebih panjang.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Berdasarkan Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)

Pembelajaran Berbasis Proyek ini memiliki keunggulan mendorong tumbuhnya kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri, serta berpikir kritis dan analitis peserta didik.

Dalam pembelajaran berbasis proyek (PBP) terdapat langkah-langkah seperti tampak pada bagan berikut


Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap langkah Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)  tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Penentuan proyek

Pada tahap ini, peserta didik menentukan tema/topik proyek bersama pendidik. Peserta didik diberi kesempatan untuk memilih/menentukan proyek yang akan dikerjakannya baik secara kelompok maupun mandiri (individu). Pada tahap ini peserta didik juga menentukan jenis/wujud produk (laporan observasi/penyelidikan, rancangan karya seni, atau karya keterampilan) yang akan dihasilkan. Penentuan jenis/wujud produk disesuaikan dengan kemampuan peserta didik dan sumber/alat/bahan yang tersedia. Selain itu, peserta didik bersama-sama pendidik juga menetapkan kriteria penilaian produk yang akan dihasilkan tersebut.

2) Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek

Peserta didik merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan proyek ini berisi perumusan tujuan dan hasil yang diharapkan, pemilihan aktivitas untuk penyelesaian proyek, perencanaan sumber/alat/bahan yang mendukung penyelesaian tugas proyek, dan kerjasama antar anggota kelompok. 

Pada kegiatan ini, peserta didik mengidentifikasi bagian-bagian produk yang akan dihasilkan dan langkah-langkah serta teknik untuk menyelesaikan bagian-bagian tersebut sampai dicapai produk akhir (produk jadi).

3) Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek

Peserta didik dengan pendampingan pendidik menyepakati berapa lama waktu untuk menyelesaikan proyek dan membuat jadwal pelaksanaan kegiatan. Peserta didik menyusun tahap-tahap pelaksanaan proyek dengan mempertimbangkan tingkat kerumitan dari langkah-langkah dan teknik penyelesaian produk serta waktu yang ditentukan bersama.

4) Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring pendidik

Pada Langkah ini merupakan pelaksanaan rancangan proyek sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. Peserta didik mencari atau mengumpulkan data/informasi, teori, rumus yang kemudian diolah dan/atau digunakan untuk menyusun/mewujudkan bagian demi bagian sampai dihasilkan produk akhir. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek ini multiliterasi, antara lain dengan: a) membaca, b) membuat desain, c) meneliti, d) mewawancara, e) merekam, f) berkarya, g) mengunjungi objek proyek, dan/atau h) akses internet. Pendidik bertanggungjawab membimbing dan memonitor aktivitas peserta didik dalam menyelesaikan proyek mulai dari awal hingga akhir penyelesaian proyek. Pada kegiatan monitoring ini, pendidik dapat merekam aktivitas peserta didik dan memfasilitasi mereka dalam menyelesaikan proyek.

5) Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek

Hasil proyek dalam bentuk produk, baik berupa produk karya tulis, desain, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain disajikan dan/atau dipublikasikan kepada peserta didik lain dan pendidik atau masyarakat dalam bentuk presentasi, publikasi (dapat dilakukan di majalah dinding atau internet), dan pameran produk atau sarana publikasi lainnya.

6) Evaluasi proses dan hasil proyek

Pada langkah akhir proses penyelesaian proyek, pendidik dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek. Refleksi proyek dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Pada tahap evaluasi ini, peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan refleksi dan mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan proyek untuk memperbaiki kinerja mereka dalam mengerjakan proyek berikutnya. Pada tahap ini pendidik juga memberi umpan balik terhadap proses yang telah dilakukan selama penyelesaian proyek dan produk yang dihasilkan oleh peserta didik.

4. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)

a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Sejarah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada awalnya dipergunakan pada Program Studi Kedokteran di McMaster University Canada (sekitar tahun 1960). PBM dipraktikkan pada peserta didik kedokteran yang sedang praktik, yang dituntut untuk bisa membantu dan menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat secara langsung. Proses belajar tersebut menjadikan peserta didik tergerak untuk belajar, melakukan kajian, dan berdiskusi untuk menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Pola belajar ini diikuti oleh berbagai program studi di Amerika, Eropa, Asia, dan Australia dengan kajian terhadap masalah sesuai dengan bidang kajian masing-masing. 

Berdasarkan beberapa pendapat yang ada dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah adalah kegiatan pembelajaran yang memfokuskan pada pemecahan masalah nyata, praktis, kontekstual, berbentuk masalah yang strukturnya tidak jelas atau belum jelas solusinya (ill-structured) atau open ended yang ada dalam kehidupan peserta didik melalui prosedur ilmiah dalam pembelajaran, yang pelaksanaan kegiatannya dilaksanakan secara berkelompok.

Masalah yang dimaksudkan disini adalah masalah-masalah yang dialami oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan substansi kompetensi dasar mata pelajaran masing-masing, misalnya masalah kenakalan remaja, pelanggaran disiplin, kepatuhan terhadap tata tertib, penyalahgunaan narkoba, pelanggaran norma, kemiskinan, perilaku sehat, komunikasi dengan sesama, mengekpresikan seni dan hobi, dan sebagainya.

Pembelajaran Berbasis Masalah menuntut peserta didik menggunakan pengetahuan yang dimilikinya untuk diimplementasikan, dipergunakan dalam menyelesaikan berbagai masalah, mencari dan menggali pengetahuan untuk menyelesaikan masalah serta mengembangkan sikap dan keterampilan intelektual untuk bekerjasama, berbagi, peduli, rasa ingin tahu, dan saling menghargai sesamanya.

b. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Berbasis Masalah

Langkah-langkah dalam Pembelajaran Berbasis Masalah disajikan dalam Tabel  berikut.

Langkah

Deskripsi

Langkah 1

Klarifikasi

Permasalahan

·   Pendidik menyajikan fenomena yang mengandung masalah yang sesuai dengan kompetensi dasar atau indikator. Bentuknya bias berupa gambar, teks, video, vignettes, fenomena riil, dan sebagainya.

·    Peserta didik melakukan identifikasi terhadap fenomena yang ditampilkan pendidik untuk menemukan masalah dari fenomena yang ditampilkan.

·  Peserta didik melakukan klarifikasi terhadap masalah yang ditemukan.

Langkah 2

Brainstorming

· Peserta didik mengidentifikasi masalah dan melakukan brainstorming dengan fasilitasi pendidik.

·  Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk mengklarifikasi fakta, konsep, prosedur dan kaidah dari masalah yang ditemukan.

·  Peserta didik melakukan brainstorming dengan cara sharing information, klarifikasi informasi dan data tentang masalah yang ada, melakukan peer learning dan bekerjasama (working together).

·    Peserta didik mendapatkan deskripsi dari masalah, apa saja yang perlu dipelajari untuk menyelesaikan masalah, deskripsi konsep yang sudah dan belum diketahui, menemukan penyebab masalah, dan menyusun rencana untuk menyelesaikan masalah.

·      Peserta didik mengembangkan alternatif penyelesaian masalah.

·     Peserta didik menyusun dan mengembangkan action plan untuk penyelesaian masalah.

Langkah 3

Pengumpulan

Informasi dan Data

·         Peserta didik melakukan kegiatan pengumpulan data dan informasi terkait dengan penyelesaian masalah, perpustakaan, web, dan berbagai sumber data yang lain serta melakukan observasi.

·         Peserta didik secara mandiri mengolah hasil pengumpulan informasi (data) untuk dipergunakan sebagai solusi dalam menyelesaikan masalah.

Langkah 4

Berbagi Informasi

dan Berdiskusi

untuk Menemukan

Solusi Penyelesaian

Masalah

·  Peserta didik kembali melakukan brainstorming, klarifikasi informasi, konsep dan data terkait dengan permasalahan yang ada dan menemukan solusinya, melakukan peer learning dan bekerjasama.

·     Peserta didik merumuskan dan menetapkan solusi (pemecahan masalah).

·  Peserta didik menyusun laporan hasil diskusi penyelesaian masalah.

Langkah 5

Presentasi Hasil

Penyelesaian

Masalah

·     Peserta didik mempresentasikan hasil brainstormingnya tentang solusi yang dikemukakan untuk penyelesaian masalah.

·      Peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.

·      Peserta didik mereviu, menganalisis, mengevaluasi dan refleksi terhadap pemecahan masalah yang ditawarkan beserta reasoningnya dalam diskusi kelas.

·      Peserta didik melakukan perbaikan berdasarkan hasil diskusi.

Langkah 6

Refleksi

·   Peserta didik mengemukakan ulasan terhadap pembelajaran yang dilakukan.

·    Pendidik dan peserta didik memberikan apresiasi atas partisipasi semua pihak.

·   Pendidik dan peserta didik melakukan refleksi atas kontribusi setiap orang dalam proses pembelajaran.

·   Pendidik dan peserta didik menemukan solusi terhadap masalah.

Harus kita maklumi bersama bahwa, pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan yang dinamis, menyesuaikan dengan perkembangan penguasaan kompetensi oleh peserta didik, selain motivasi dan gaya belajar peserta didik serta aspek-aspek lain yang berpengaruh dalam proses pembelajaran. Pada metode Pembelajaran yang relefan dengan Abad ke 21 ini disusun untuk memberi inspirasi kepada para pendidik. Semoga bermanfaat dan berilah komentar sebagai bentuk dukungan untuk kemajuan artikel yang akan datang.



Previous
Next Post »

7 komentar

Write komentar
06 January, 2021 12:19 delete

Assalammualaikum.wr.wb.
Para peserta didik semoga ini menjadi bahan pembelajaran seperti atau yang sudah kita baca dan kita pahami untuk sebagai sumber, atau bahan dan alat, dari pembelajaran tersebut. terima kasih.
Mohon maaf 🙏
Assalammualaikum.wr.wb.

Reply
avatar
06 January, 2021 15:04 delete

Alhamdulillah ini menjadi materi tambahan dan dapat di pelajari kapan saja, semoga dapat bermanfaat untuk mahasiswa/i yang lain nya aamiin

Reply
avatar
Nadya Nurul.H
AUTHOR
06 January, 2021 15:50 delete

Assalamualaikum. setelah membaca dan memahami blog ini , menjelaskan tentang suatu pembelajaran di mulai dari komunikasi ,kerjasama, berpikir kritis dan pemecahan suatu masalah , dari semua point pointnya itu menjadi bahan paling utama dalam suatu pembelajaran atau kunci awal ,pada proses pembelajaran ini di harapkan dapat bermakna dan mendorong peserta didik untuk pengalaman belajar dan untuk kunci dimasa depan kelak ... :) :)

Reply
avatar
oty.11
AUTHOR
06 January, 2021 16:50 delete

assalamualaikum
Terima kasih bapak materi nya, dengan adanya materi tambahan seperti ini kami merasa terbantu. semoga bermanfaat bagi kita semua:) aamiin

Reply
avatar
06 January, 2021 17:49 delete

Asalamualaikum wr wb, trimakasih pak atas materinya. Cara pembelajaran tersebut ketika di aplikasikan ketika pembelajaran akan cukup efektif dan materi yg di sampaikan akan mengena atau terserap oleh siswa siswi. Wasalamualaikun wr wb.

Reply
avatar
06 January, 2021 17:59 delete

setelah membaca artikel ini saya dapat ilmu dan pengetahuan baru lagi
Terimakasih semoga ilmu yang di dapat bermanfaat

Reply
avatar
Feni Nurlela
AUTHOR
08 January, 2021 22:45 delete

Sangat bagus, terimakasih atas informainya, menambah ilmu pengetahuan saya

Reply
avatar