Cara Pembuatan Koloid Liofil



Istilah koloid pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan kristal tetapi sukar mengalami difusi, padahal umumnya kristal mudah mengalami difusi. Koloid berasal dari kata “kolia”, yang artinya “lem”. Pada umumnya koloid mempunyai ukuran partikel antara 1 nm– 100 nm. Oleh karena ukuran partikelnya relatif kecil, sistem koloid tidak dapat diamati dengan mata langsung (mata telanjang), tetapi masih bisa diamati dengan menggunakan mikroskop ultra.

Koloid liofil adalah salah satu jenis koloid sol yang suka terhadap cairan dan sering disebut dengan sol liofil.
Mengapa disebut Liofil / suka cairan ?

hampir semua orang memahami jika kita campurkan dua gelas air dengan lima sendok tepung kanji maka dihasilkan lem yang jumlahnya sekitar du gelas, hal ini terjadi karena air yang dua gelas terdispersi / terperangkap ke dalam partikel tepung kanji yang lima sendok tadi. sehingga dikatakan bahwa tepung kanji suka terhadap cairan dan disebut liofil. sol lifil ini jika telah mendingin sering disebut Gel.
Pada percobaan di atas adalah salah satu contoh pembuatan dari jenis sol liofil, yang terdapat di sekitar kita, sehingga jenis sol liofil yang kita dapati sering disebut dengan lem atau perekat atau glu.

Percobaan yang dilakukan di atas menggunakan Alat dan Bahan Sebagai berikut :

A. Alat : Panci, Gelas, Mangkok, Kompor, dan wadah dari bahan plastik.

B. Bahan : Air, dan Tepung kanji

C. Tujuan : Membuat Jenis Koloid Liofil Di sekitar kita

D. Cara kerja

Campurkan Air dan tepung kanji dan aduk sampai rata terlebih dahulu, kemudian baru dipanaskan dan terus sambil diaduk agar pemanasan yang terjadi merata. setelah kurang lebih lima samapai sepuluh menit pemansan di hentikan dan sudah menjadi sol yang kita maksud .
contoh sol liofil yang lainnya : agar - agar, jelli, dan bubur beras.


demikian sedikit penjelasan mengenai sol liofi yang bisa saya sampaikan semoga bermanfaat
Previous
Next Post »